Jumat, 06 Desember 2019

Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di SDN Kramas

A. PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SDN KRAMAS

Upaya kesehatan gigi dan mulut salah satunya dengan dilakukan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yang terencana, ditujukan untuk kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam satu kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Depkes RI, 1995).

Tujuan dari kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah menumpuk sikap dan pola perilaku sehat pada anak SD dalam menjaga keperawatan atau kesadaran pelihara diri khususnya keperawatan gigi dan mulut serta mewujudkan derajat kesehatan gigi pada anak sekolah/SD sebagai bagian kesehatan secara umum (BPP, 2013).

PENGOLESAN FLUOR

PENCABUTAN GIGI SUSU

SCALLING

MENGGOSOK GIGI MASAL

PENYULUHAN KESGILUT

PENGAYAAN DOKTER KECIL

TINDAKAN DI KLINIK GIGI POLTEKKES


B. MASALAH KESEHATAN GIGI ANAK, NILAI MERAH UNTUK INDONESIA
Hasil survei mengenai permasalahan gigi pada anak, Indonesia memeroleh nilai merah. Survei dengan skala global yang dilakukan Pepsodent pada 2018 itu melibatkan 4.094 anak berumur enam sampai 17 tahun didelapan Negara. 

Negara-negara tersebut, di antaranya Chili, Mesir, Prancis, Italia, Amerika Serikat, Ghana, Vietnam, dan Indonesia. Khusus di Indonesia yang mengikuti survei ada 506 anak. 

Survei dilakukan secara online. Dari hasil tersebut, Indonesia masih nilai merah," kata Division Head for Health & Wellbeing and Profesional Institutions Yayasan Unilever Indonesia, Drg Ratu Mirah Afifag GCClinDent MDSC. 

Cap nilai merah didapat karena hasilnya sungguh mengejutkan. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa 64 persen anak Indonesia mengalami keluhan sakit gigi selama satu tahun terakhir. 

"Sebanyak 41 persen di antaranya merasakan sakit gigi yang sedang sampai yang sakit banget," kata Mirah dalam diskusi di Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2019 pada Rabu, 20 Maret 2019 di Jakarta Selatan. 

Dari survei tersebut juga terungkap bahwa permasalahan ini bukan sekadar tentang kesehatan gigi dan mulut itu sendiri. "Memengaruhi juga kemampuan belajar dan percaya diri seorang anak," kata Mirah. 

Gara-gara sakit gigi, lanjut Mirah, ada 29 persen anak mengalami gangguan tidur,"Kita saja yang dewasa kalau sakit gigi bisa uring-uringan, apalagi anak-anak." 

Lebih lanjut, 37 persen anak absen dari sekolah dua kali dalam setahun, 38 persen tidak aktif berpartisipasi di sekolah, 39 persen sulit berkonsentrasi di kelas, dan 48 persen tidak percaya diri berbicara di kelas. 

"Untuk yang absen dua kali per tahun itu, bagaimana kalau sakitnya pas ujian? Ketinggalan deh ujiannya," kata Mirah. 

"Anak-anak yang bermasalah dengan gigi dan mulut cenderung dua kali lebih rentan untuk mengalami krisis kepercayaan diri, bahkan menolak untuk memperlihatkan senyum mereka dibanding anak-anak dengan gigi dan mulut yang sehat," katanya. 

(sumber: https://www.liputan6.com/health/read/3922371/masalah-kesehatan-gigi-anak-nilai-merah-untuk-indonesia)

C. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PTM DI INDONESIA

Indonesia menyadari bahwa PTM menjadi salah satu masalah kesehatan dan penyebab kematian yang merupakan ancaman global bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

Program PTM telah direvisi dengan rencana strategis PTM tahun 2015-2019, dan rencana kerja PTM Indonesia 2015-2019 telah diluncurkan Oktober 2015. Pencegahan dan Pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
  1. Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
  2. Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat
  3. Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan profesional
  4. Penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar